AMPES Desak Gubernur Tunda Pilkada Kota Subulussalam
Subulussalam – Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Subulussalam – Kpkpos Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Subulussalam – Kpkpos Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Subulussalam – Kpkpos Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Subulussalam – Kpkpos Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Subulussalam – Kpkpos Aliansi Masyarakat Peduli Kota Subulussalam (AMPES) meminta kepada GUBERNUR ACEH agar pilkada Kota Subulussalam ditunda.
Pasalnya Kota Subulussalam saat ini mengalami devisit anggaran, jika pilkada dipaksakan 2013 akan merugikan masyarakat.
Agenda MTQ Provinsi Aceh Ke XXXI di Subulussalam membutuhkan anggaran APBK yang sangat besar.
Bila pilkada 2013 terlalu dipaksakan,
maka akan mengurangi anggaran pemerintah terhadap belanja publik seperti
anggaran untuk pendidikan 20 % yang diamanakah undang undang tidak
tercapai.
Anggaran kesehatan 10% tidak tercapai
juga anggaran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan kasus
giji buruk mengakibatkan kematian, banyaknya perumahan kumuh tidak layak
huni dan tertundanya program universitas di Kota Subulussalam
mengakibatkan putra/putri tidak bisa bersaing dengan daerah lain.
Akibat lain jika dipaksakannya pilkada
2013, dana TC PNS dipotong dan gaji honorer belum dibayar dengan alasan
untuk memenuhi dana MTQ.
“Pelaksanaan pilkada dan MTQ Provinsi
Aceh sangat dipaksakan di Kota Subulussalam mengakibatkan terpaksa
munculnya pengutipan- pengutipan,” terang AMPES melalui press relisnya
diterima media ini.
Ratusan massa dari berbagai desa beraksi
mulai pukul 10.00 WIB membawa poster dan spanduk berisikan protes
terhadap pelaksanakan pilkada yang dipaksakan.
Saat massa menggelar orasi di depan
gedung DPRK Subulussalam, ruas jalan di sekitar lokasi demo lumpuh
total. Meski demikian aksi yang mendapat pengawal ketat dari aparat
kepolisian ini berjalan lanjar dan damai.
Berdasarkan amat koran ini warga
meneriakkan Allahu Akbar dan membentangkan spanduk bertuliskan dengarkan
suara rakyat pak Gubernur, Tunda Pilkada karena rakyat butuh kesehatan
bukan pilkada.
Beberapa orator demo, seperti Edi
Sahputr S.Sos, Justri Brutu, Juliadin, secara bergantian mengatakan
tahapan Pilkada Kota Subulussalam yang disusun Komisi
IndependenPemilihan (KIP) harus ditunda.
Menuut pengunjukrasa belum saatnya
Pilkada dilaksanakan karena masih banyak kebutuhan rakyat yang belum
terpenuhi. Ditambah lagi, kondisi keuangan Pemko Subulussalam dalam
kondisi deficit.
Jika tetap dipaksakan maka rakyat yang
akan mananggung penderitaan. Pada kesempatan itu, Ketua DPRK
Subulussalam Pianti Mala dan Ketua Komisi A Sarifuddin Padang dan
beberap anggota dewan menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Pianti mengungkapkan anggaran untuk
pelaksanaan pilkada belum disyahkan. Pihaknya akan menahan rancangan
anggaran pilkada dan akan segera menyampaikan pernyataan sikan AMPES ke
gubernur
Category: Politik
0 komentar